PENANAMAN SIKAP TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN



Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis. Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Toleransi harus ditanamkan siswa mulai sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada. Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada teman sekolah melakukan ibadahnya, tidak membeda-bedakan teman, dan menghargai perbedaan budaya yang ada. Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman di sekolah merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan di sekolah, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antar golongan. Mengingat toleransi sangat urgen harus dimiliki setiap warga negara di era melenial ini. Maka pendidiklah yang palng bertanggung jawab menanamkan sikap toleransi pada siswanya. Bukan hanya tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan namun tugas semua guru bahkan tugas kita semua sebagai warga negara yang baik. Dengan sikap saling menghargai dan menghormati sesama diharapkan masyarakat akan terhindar dari konflik antar golongan, sehingga hidup menjadi lebih damai dan tentram.

Ada tiga jenis toleransi yang urgen diajarkan di sekolah sejak dini yaitu; toleransi beragama, toleransi budaya dan toleransi politik. Toleransi beragama jadi salah satu yang terus dijaga. Pasalnya, bagi sebagian orang agama merupakan hal yang sensitif, berkaitan dengan hubungan individu dengan sang pencipta. Sehingga, kita perlu saling menghargai keberagaman agama yang ada. Di Indonesia ada beragam agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap umat beragama harus saling menghormati agar tercipta kedamaian. Cara menanamkan sikap ini pada siswa melalui pembelajaran dan pembiasaan sehari-hari. Dalam berdoa siswa bisa berdoa menurut agama dan keyakinan masng-masing.

Selain agama yang beragam, bangsa Indonesia juga punya beragam budaya. Setiap budaya mempunyai keunikan tersendiri. Sehingga, penting untuk menjunjung toleransi dalam hal budaya, tanpa harus menganggap suatu budaya lebih unggul atau lebih rendah daripada yang lain. Pendidik bisa menanamkan sikap toleransi dalam budaya dengan mengajarkan bermacam-macam budaya yang ada di Indonesia. Dengan diajarkan bermacam-macam budaya diharapkan siswa bisa mencinta semua budaya yang ada di Indonesia.

Toleransi juga bisa ditunjukkan melalui sikap menghargai pendapat atau pandangan yang berbeda, termasuk dalam hal politik. Perlu dipahami bahwa pandangan politik merupakan hak setiap warga negara. Sehingga, setiap orang harus saling menghormati dan menghargai, meskipun berseberangan dalam hal pandangan dan pilihan. Dengan begitu, persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga. Toleransi dalam bidang politik bisa diajarkan melalui kegiatan pemilihan ketua OSIS dan juga pemilihan ketua kelas. Dengan menanamkan sikap toleransi di kehidupan sehari-hari akan membawa banyak manfaat misalnya; menciptakan kehidupan yang harmoni dan damai, mempererat tali persaudaraan, membuka pandangan, menerima nilai-nilai orang Lain, menumbuhkan nasionalisme.

Ada empat cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keberagaman di sekolah agar siswa lebih bisa memahami dan menghargai keberagaman yang ada. Pembiasaan saling menghargai, membantu satu sama lain, tidak saling menjatuhkan, saling menjalin kebersamaan bisa dipraktikkan di sekolah. Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling menghargai. Dengan saling menghargai, maka akan memberikan manfaat yang baik. Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan. Tidak ada manfaat dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling menghargai satu sama lain maka akan sangat bermanfaat. Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya. Jangan jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru, sebaiknya bisa digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencintai keberagaman. Dimanapun anda berada, tetaplah miliki rasa untuk bisa saling menghargai.

Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari. Sebenarnya, hal tersebut berat jika dilakukan sendiri. Sebaliknya, jika dilakukan bersama-sama tentu tidak. Justru, akan sangat menyenangkan untuk dilakukan. Mulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan.

Baik dalam kondisi susah maupun senang, maka bisa untuk tetap menjalin kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana sedang susah maka tidak diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan penanganan yang memang tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang bisa dilakukan untuk tetap menjalin kebersamaan. Tidak hanya pada kondisi senang saja, tetapi saat kondisi susah juga. Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang memang siap membantu sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia. Jangan sampai, keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu sama lainnya.

Mulyono, S.Pd, M.Pd.I Guru Pendidikan Kewarganegaraan MTs Nahdlatusy Syubban