MENJADIKAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA IBU



Dalam rangka mengendalikan mutu hasil pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan, maka ditetapkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai madrasah Aliyah bahkan di perguruan tinggi Islam diwajbkan ada mata pelajaran Bahasa Arab.

Untuk mempelajari bahasa Arab diperlukan pemahaman secara teoritis hirarkis terhadap empat kemampuan berbahasa. Dalam bahasa Arab empat kemampuan berbahasa tersebut adalah istima’ (mendengar), kalam (berbicara), qira’ah (membaca), dan kitabah (menulis). Keempat pilar kemampuan berbahasa tersebut merupakan dasar yang penting untuk dapat memahami dan mempraktikkan bahasa Arab. Mengajarkan bahasa Arab pada dasarnya sama dengan mengajarkan bahasa-bahasa lainnya dimana seorang guru harus menguasai metodologi pengajaran bahasa tersebut. Akan tetapi karena bahasa Arab memiliki karakteristik yang khas tersebut di atas. maka seorang guru harus mencari metode mana yang sesuai dan mempermudah siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

Ada beberapa metode pengajaran bahasa Arab yang bisa digunakan guru sebagai acuan dalam memilih metode pengajaran bahasa Arab. Akan tetapi karena setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, maka kecermatan guru dalam memilih metode sangat dibutuhkan agar pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Selain metode, terdapat juga strategi dan model pengajaran yang bisa digunakan oleh guru sebagai acuan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Strategi dan model sangat penting juga dalam proses KBM, karena bisa jadi guru sudah tepat memilih metode pembelajaran akan tetapi salah dalam pemilihan model dan langkah-langkahnya sehingga kegiatan KBM menjadi tidak efektif dan tidak sesuai dengan kondisi siswanya.

Metode merupakan rencana program yang bersifat menyeluruh yang berhubungan erat dengan teknik penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas pendekatan tertentu. Kalau pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode justru bersifat prosedural. Karena itu, bila seorang pengajar bahasa menganut pada pendekatan, ia dapat melahirkan bermacam-macam metode yang berbeda-beda. Beraneka macam metode tersebut bergantung pada berbagai faktor yang turut serta mempengaruhinya. Metode pengajaran bahasa Arab yang bisa digunakan seorang pendidik diantaranya; metode gramatika-terjemah, metode langsung, metode membaca, metode audio-lingual, metode komunikatif, metode eklektik.

Guru mampu menggunakan metode yang tepat juga harus menguasai strategi dan model pembelajaran. Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Upaya mengimplementasikan rencara pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode.

Contohnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a way in achieving something. Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Adapun model pembelajarannya seperti;

Pembelajaran Quantum adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya menawarkan proses belajar-mengajar agar pembelajar dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman, dan menyenangkan. Untuk menciptakan suasana tersebut, pengajar harus memahami keadaan pembelajar termasuk kebiasaan belajarnya, dan faktor-faktor penghambat proses pembelajaran. Setelah itu baru dirancang dan diciptakan suatu lingkungan belajar yang mendukung terciptanya suasana belajar tersebut. Upaya tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan teori konstruktivitas.

Cooperative Learning merupakan suatu macam strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support di antara anggota. Siswa yang belajar dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang belajar dalam sistem klasikal. Menurut teori motivasi, tujuan belajar kooperatif adalah untuk menciptakan suatu situasi dimana keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. Maka pembelajaran bersifat kooperatif, bukan kompetitif, dan keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok bukan keberhasilan individu. PAIKEM adalah model pembelajaran yang digunakan bersama metode tertentu disertai pengkondisikan lingkungan sedenikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efetktif, dan menyenangkan. Sehingga para siswa mudah menyerap pengetahuan dan keterampiln yang diajarkan. PAIKEM adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik aktif secara fisik, sosial, dan mental untuk dapat memahami dan mengembangkan kecakapan hidup.

Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri yang terlibat langsung secara aktif dalam pemecahan masalah secara berkelompok. PBL membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka dalam berpikir dan memberikan alasan ketika mereka mencari data atau informasi agar mendapatkan solusi untuk suatu masalah yang otentik.

Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini lahir berbagai istilah, antara lain e-learning yang salah satu bentuknya adalah CALL atau pembelajaran bahasa berbantuan komputer. Penggunaan komputer dalam lingkup CALL dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1) komputer sebagai alat, (2) komputer sebagai pelaksana perintah dari pembelajar dengan menggunakan bahasa pemrogaman, dan (3) komputer sebagai alat yang memberi instruksi dan materi pembelajaran.

Muhammad Adib, S.Ag guru MTs Nahdlatusy Syubban Sayung