MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BAHASA JAWA MELALUI GAMES



Pembelajaran bahasa jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan yang ada di daerah jawa. Pembelajaran bahasa jawa menuntut pendidik menjadi sosok guru yang profesional. Tuntutan profesionalitas yang menghendaki guru untuk mampu menjadi pendidik yang terampil dan kreatif dalam penggunaan strategi, metode dan media pembelajaran. Menjadi suatu tantangan tersendiri bagi guru pada setiap materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penerapan metode pembelajaran sangatlah bervariasi dengan menyesuaikan materi yang akan disampaikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru memiliki cara yang berbeda-beda dalam penggunaan strategi, metode dan media untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

Kurikulum muatan lokal mata pelajaran bahasa, sastra, dan budaya Jawa, dijelaskan bahwa standar kompetensi mata pelajaran bahasa, sastra, dan budaya Jawa terdiri atas kompetensi berbahasa dan bersastra dalam kerangka budaya Jawa. Jadi, pembelajaran Bahasa Jawa adalah proses kegiatan pemberian dan penerimaan informasi yang dilakukan guru kepada peserta didik mengenai mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa. Kompetensi berbahasa dan bersastra diarahkan agar peserta didik terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis. Keterampilan berkomunikasi diperkaya oleh fungsi utama sastra dan budaya Jawa berupa penanaman budi pekerti, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi sastra dan budaya Jawa, serta sebagai sarana pengungkapan gagasan, imajinasi, dan ekspresi kreatif, baik lisan maupun tulis. Keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Jawa didukung oleh kemampuan memahami dan menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh.

Pembelajaran Bahasa Jawa bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pembelajaran Bahasa Jawa khususnya pengajaran membaca menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan jaman dalam abad informasi ini. Pengajaran Bahasa Jawa yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran ini ada empat aspek yang di harus dikuasai yakni: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, dalam pembelajaran hanya penekanannya lebih fokus pada salah satu aspek. Keberhasilan peserta didik akan terbukti ketika mereka dapat menyampaikan pemahamannya tersebut kepada teman sejawatnya atau teman sekelasya dengan baik, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan pengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang lebih spesifik. Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Jawa didalamnya terintegrasi nilai-nilai karakter sopan santun dalam berbahasa. Nilai-nilai karakter yang di integrasikan perlu dicantumkan kedalam silabus. Pendidik harus bisa memastikan bahwa pembelajaran dalam kelas telah memberikan dampak instruksional dan atau pengiring pembentukan karakter pada anak. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa sebagai sumber pendidikan karakter setidaknya harus dibawa pada tiga fungsi pokok bahasa, yaitu sebagai alat komunikasi, edukasi, dan kultural. Karna Bahasa Jawa memberikan tuntunan moral dan ketuhanan untuk hidup bermakna dan mendambakan kelepasan jiwa dalam kesempurnaan.

Pembelajaran bahasa jawa seharusnya disampaikan secara totalitas karena di dalam materi ini mengandung banyak nilai-nilai luhur warisan nenek moyang yang mampu membentuk karakteristik peserta didik sejak dini. Guru seharusnya tidak hanya berkomunkasi saja, tapi juga harus mampu menyampaikan makna yang tersirat dalam tiap-tiap kata yang disampakan. Untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran bahasa jawa dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan guru harus bisa memilih dan menggunakan metode yang sesuai. Penggunaan metode seperti itu masih belum cukup untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Penilaian yang dapat diambil yaitu hanya mampu mengukur kemampuan berkomunikasi saja tanpa mengukur sampai tidaknya pesan moral yang disampaikan. Dari permasalahan ini akan menimbulkan melemahnya minat belajar pesera didik dikarenakan kesulitan dalam menentukan dan memilih kata yang tepat untuk berkomunikasi. Untuk mengatasi permasalahan ini guru dituntut untuk mampu menumbuhkan kembali minat belajar peserta didik dengan memotivasi secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam penyampaian materi bahasa jawa pada siswa sangat perlu diupayakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran serta menumbuhkan minat belajar dan memotivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan games. Metode pembelajaran dengan cara ceramah, tanya jawab, dan cerita yang berpusat pada keaktifan guru tanpa melibatkan siswa akan semakin menjauhkan minat siswa untuk belajar bahasa Jawa semakin rendah. Atas dasar inilah dilakukan pembenahan menggunakan metode games untuk memperbaiki proses pembelajaran sehigga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar bahasa Jawa.

Inovasi pembelajaran bahasa dan satra Jawa memang perlu segera dibenahi karena tuntutan masyarakat semakin kompleks. Tujuan akhir pembelajaran bahasa Jawa adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berbagai kepentingan untuk kemasalatan masyarakat itu sendiri. Penggunaan bahasa Jawa perlu dikembangkan dalam praktik belajar bahasa dan sastra Jawa. Titik berat pembelajaran bahasa Jawa terletak pada keterampilan berbahasa yang sekaligus menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas guru perlu menata diri lebih matang dalam penguasaan metode pembelajaran. Metode permainan adalah salah satu metode yang digunakan untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar bahasa Jawa. Manusia adalah makhluk yang gemar bermain, sebab inti dari permainan adalah menumbuhkan kegembiraan. Rasa gembira merupakan kunci keberhasilan dalam belajar bahasa Jawa. Permainan dalam belajar bahasa Jawa sebagai inovasi dalam pembelajaran.

Permainan bahasa Jawa akan semakin seru dan merangsang daya pikir siswa, mana kala permainan sesuai dengan dunia siswa seperti memanfaatkan lelagon dolanan anak. Tembang dolanan tersebut tampak lebih meriah dan menyegarkan proses pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dan jenuh dalam pembelajaran. Untuk teknik permainan siswa bisa dibagi dalam beberapa kelompok setiap kelompok bisa disesuaikan dengan games yang akan dimainkan. Adapun teknik permainan yang dikembangkan antara lain: Kesenjangan informasi, menerka, mencari, menjodohkan, mengganti, menukan, mengumpulkan, menggabungkan dan menyusun, permainan kartu, tebak-tebakan. Permainan bahasa Jawa ini dapat dikombinasi atau dirangkai dengan menggunakan lagu-lagu dolanan anak. Misalnya permainan teka-teki, merangkai kata, Huruf Jawa, permainan tebak lagu, cangkriman, dan sebagainya dapat digunakan dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran dengan menggunakan games telah terbukti dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar bahasa Jawa. Para siswa mulai senang pada mata pelajaran mulok bahasa Jawa. Sehingga materi kawruh basa, unggah – ungguh mulai tumbuh dan tidak akan hilang karena perkembangan kemajuan IPTEK siswa tetap memiliki budaya unggah–ungguh sebagai kepribadian bangsa yang berbudaya dan bermartabat.

Oleh Dahniaty Lutfiyah, S.Ag, S.Pd guru MTs Nahdlatusy Syubban Sayung